Dedi Supendra , Obor Mimpi itu Candu, Begini Caranya Meraih Mimpi !


Laskar Pemimpi dari Tanah Minang, Dedikasi Tiada Henti !


-Dedi Supendra-
( Jaenuddin

Dedi Supendra, S.Pd , MA
, seorang  guru di , konsultan ilmu digital , blogger dan penulis cerpen berbakat . Saat ini telah memperoleh gelar Master of Art dari Manchester University, UK , Inggris dengan konsentrasi ilmu Digital Technologies, Communication, and Education, School of Environment, Education, and Development melalui beasiswa Afirmasi LPDP kategori Miskin Beprestasi. Dia adalah lulusan Ilmu Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Padang,  Sumatera Barat pada tahun 2013 yang lulus dengan nilai Cumlaude 




Lulus Master , MA dari The University of Manchester, Inggris 

Tanah Minang patut berbangga memiliki putera daerah “ Uda” begitu sapaan saya ke Dedi kala itu. Bersama mengikuti kegiatan pelatihan Bahasa di ITB dengan Beasiswa Afirmasi LPDP Batch III. Disitulah saya mengenal beliau dengan karakternya yang begitu unik, klasik, dan persisten. Mengagumi Dedi dari sosoknya yang selalu “ down to earth”, di awal perjumpaan saya di tanah Mojang 2016 silam, sukses memberi saya impresi. 

Banyak sekali prestasi yang telah dicapainya , ini mozaik mimpi yangmembuat beliau menjadis sebuah “ frame” . Berikut bebeapa prestasi Dedi yang menginspirasi, terutama bagi kalian yang hobby menulis, beliau inilah pakarnya,

Saya menjulukinya sebagai “ mesin ketik dan kamar  ide” . Salah “ dua prestasi” yang dicapai dan cukup membangagakan dalam dunia tulis menulis , diantaranya Juara 1 Lomba Menulis Cerita Pendek Tingkat Sumbar-Riau-Jambi yang diadakan oleh Majalah Broca, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (2015). Setahun kemudian , kembali menjadi jawara Lomba Cerpen Tingkat  Provinsi Sumatera Barat yang diadakan oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Sumatera Barat, pada saat dirinya telah mendapatkan beasiswa LPDP (Ciyee…obor sudah menyala

Namun siapa sangka jika ternyata seorang yang begitu rendah hati ini, mengalami roller coaster dalam hidupnya, termasuk kepergian ayah yang  turut mewarnai “polemik” dalam hidupnya . Terlebih di saat posisiny sedang belajar di luar negeri. Sebagai lulusan Madrasah di Kota Pariaman , tentu dia dia tahu cara “bersabar” tanpa meninggalkan luka. 

Jatuh bangun dalam meraih  mimpinya , untuk mengenyam pendidikan secara gratis melalui beasiswa dianggapnya sudah biasa. Walaupun  begitu, tetap saja sebagai manusia biasa terkadang “ titik jenuh” itu datang  dan bahkan mungkin meletakkan seseorang pada titik terendah dalam hidupnya. Apalagi jika mengalami “ kegagalan bertubi-tubi”  Begitupun dirinya, seorang yang juga manusia biasa dengan berbagai kekurangan. Namun kini dia telah menginjakkan kaki di berbagai sudut Eropa  dan negara laiinya menikmati indahnya alam ciptaan yang kuasa; J-A-E-N-U-D-DI-I-N yang menjadi "imajiner"nya menjadi saksi jelajah dunia demi sebuah mimpi.... 


Malaysia, Jelajah Perdana 
Kincir Angin, Belanda

Roma , Italia 
Jejak Janenuddin di Budapest, Hungaria
Wah..Wah Mampir ke Kampus Pak BJ Habibie di Achen, Jerman

Santorini, Yunani

Siapa sangka putera asli Minangkabau ini, sebelum berhasil keliling Eropa, pernah hampir tidak percaya dengan “ potensi” yang dia miliki. Padahal sesusunggunya , penyuka “ buku klasik” ini sudah berprestasi sejalk SD bahkan selalu juara kelas.  Bukan karena apa –apa, setelah berjuang sekian kali dalam mencari sekolah gratis yang tidak kunjung usai. Penasaran dengan perjuangannya, berikut ulasannya,

Diawal tahun 2015 , Dedi menjajal sebuah beasiswa yang bernama AMINEF tepatnya CCIP ( Community Collge Community Program ). Sebuh beasiswa yang sangat bergengsi yang disiapkan pemerintah Amerika. Seleksinya pun sungguh-sungguh ketat, hingga hanya puluhan saja yang diterima setiap tahunnya , meskpiun ini beasiswa ini hanya berdurasi singkat dan non-gelar. 

Bahkan tidak hanya beasiswa itu yang di singgahinya jauh sebelumnya , entah sudah berapa kali dia “ gagal”. Sebut saja beasisw IELSP ( 2011), SUSI (2012), PPAN ( 2012), YSEALI (2013) dan AAS (2015). Satu diantara diantaranya yang menurutnya sangat berkesan “ gagal”nya yakni IELSP karena semuanya berjalan lancar dan termasuk percaya diri diterima malah " gagal total" waktu itu. Sejak itu pula Dedi sudah tidak mau terlalu berharap jika sudah melakukan yang terbaik , cukup optimist saja. 




AMINEF , Seleksi 2015 (Belum Berhasil)

Pada saat seleksi wawancara kala itu, Dedi bahkan sempat dicerca oleh pewawancara dengan komentar “ anda tidak multitasking” , karena kala itu dia keluar  dari pekerjaanya agar fokus beasiswa dengan alasan tidak ingin merugikan tempatnya bekerja. Walhasil , dia “belum berhasil” kali ini. Bukan karena dia tidak ada usaha karena rejeki belum berpihak pada “ usaha”nya kali ini. Bukan juga karena tidak “ multitasking” sepertinya.  Dedi pun tetap berjuang mencari pintu-pintu lain ; pantang mundur sebelum " obor" kemenangan menyala...heheh

Penghujung tahun 2015, tidak cukup setahun kabar gembira itu muncul sebuah e-mail “ cantik” masuk , dan merubah seketika “status pemburu beasiswa”nya . Ya , Dedi Supendra lolos beasiswa LPDP Afirmasi Kategori……, pada Batch III. Tentu ini tidak mudah setelah berjuang sekian lama, dari satu pintu ke pintu beasiswa lainnya. Akhirnya disinilah dirinya berlabuh. Saat itu dia melamar ke salah satu universitas di Belanda yakni University of Twente, meskipun statusnya masih “bersyarat” karena terkendala dari skor bahasa Inggris IELTS yang masih belum “ciamik

Tentu ini adalah satu perjuangan lagi, menjadi penerima beasiswa LPDP Afirmasi dengan momok kurang IELTS itu " sesuatu"  baginya. Terlebih aturan pemberi beasiswa , mengharuskan awardee mencukupi ILETS sesuai denga permintaan kampus tujuan , Status menjadi awardee LPDP kala itu bisa dibilang belum 100 % , karena masih adanya tahap-tahap yang harus dilalui.

Perjuangannya pun, tidak mudah ( saya menjadi saksi mata) , melihatnya “tumbang” di detik-detik minggu terakhir sebelum real test IELTS hanya diberikan 1 kali  . Tentu saja ini mengkhawatirkan menjadi penentu “ bisa “ kuliah di Belanda atau tidak”. Namun dengan berbagai usaha dan doa serta dukungan keluarga dan teman-teman dekatnya, meskipun harus pindah negara tujuan ke Inggris, Dedi  berhasil mencapai mimpinya. 

Welcome to Manchester, Berhasilnya dia menyalakan “ obor” mimpinya, yang dia jadikan candu hingga saat ini 



Machester University, Inggris 2016 


Pesan dari Mas Dedi Supendra "bagi sobat-sobit diluar sana yang ingin berjuang mendapatakan beasiswa luar negeri berikut pesannya ; 


"Well Prepared, Nikmati Proses . Dan Jika KAMU YAKIN, PERJUANGKAN !


Bagaimana sobat semoga “ Laskar Pemimpi” satu ini menginspirasi kita semua


Artikel sebelumnya : 

OMI ONGGE, MENJADI TULANG PUNGGUNG KELUARGA HINGGA MENJELAJAH 5 BENUA , 27 NEGARA


Sukses terus ya Uda Dedi , teruslah menginspirasi kita semua.

Salam Pejuang Mimpi !

Temukan Dedi Supendra di bawah ini :
Linked-In  : Dedi Supendra
Facebook : Dedi Supendra
Instagram : @dsupendra
Twitter      : @DediSupendra

Note :

Kisah perjuangan para Laskar Pemimpi berikut kronologi cerita yang diposting di https://akhsansrojan.blogspot.com sudah berdasarkan ijin yang bersangkutan . Segala tautan akan disertai source ( sumber) dan yang pastinya tokoh dalam postingan memiliki hubungan pertemanan/ sejawat/rekan/pernah bertemu/telah diwawancarai secara langsung atau menggunakan media lainnya  oleh  penulis sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Informasi akan di update setiap 6-12 bulan sekali sehingga profil " Laskar Pemimpi" akan mencerminkan kondisi terkini. 


Salam Sukses 

Semangat Meriah Mimpi 
LA TOPANRITA & MOSAIC DREAMS 


Tinggalkan comment di bawah jika ada saran /kritik yang membangun , serta profil yang harus admin update tentang profil “ Dedi Supendra”,silahkan . 


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Dedi Supendra , Obor Mimpi itu Candu, Begini Caranya Meraih Mimpi ! "

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung di website kami